Jadilah Kuat Seperti Kaktus


Kisah ini terinspirasi dari perjalanan hidup saya. Beberapa orang bilang hidup saya suram dan kelihatan kasihan. Mungkin karena wajah saya yang kusam dan jujur saya orangnya kurang ekspresif serta cenderung pendiam. Jika ada masalah datang, saya cenderung menyimpanya sendiri. Saat mendekati akhir tahun perkuliahan, saya dihadapkan beberapa  pertanyaan sulit, seperti entah apa  yang saya lakukan nanti setelah lulus (walaupun sudah punya target mau kerja dimana) namun saya merasa ilmu dan pengalaman yang saya dapatkan dibangku kuliah masih belum cukup. Saya masih ingin disibukkan dengan aktivitas-aktivitas di kampus, ikut project ini dan itu. Pada intinya saya krisis kepercayaan diri.

Rabu, 20 Januari 2016, tepatnya hari dimana saya menghadapi babak terakhir untuk mendapatkan gelar alumni melalui tahap yang namanya “ujian sidang”. Tahap inilah yang menjadi penentuan menjadi tidaknya seorang mahasiswa untuk mendapatkan gelar Sarjana terletak tepat setelah nama belakangnya.

Tahap ujian sidang boleh dilakukan setelah tahap seminar proposal dan seminar hasil penelitian berhasil dilalui. Bisa dikatakan ujian demi ujian, cobaan demi cobaan tidak terlepas selama masih menjadi seorang mahasiswa tingkat akhir. Kurang tidur, kantong kering, konsultasi ke dosen pembimbing, kena guyuran amarah dosen, kejar deadline, urus ini urus itu, revisi, dan ah masih banyak lagi. Tetapi semua itu akan terbayar  saat kamu sudah berdiri di dalam ruangan ber AC, meja panjang, kursi empuk, dan di kelilingi oleh dosen penguji. Ya tepat berada dalam ruang sidang untuk melaksanakan ujian sidang. Setidaknya itu yang saya rasakan pada saat berada diposisi itu. Dingin menusuk, badan yang cukup tegang, dan kurangnya kepercayaan diri. 

Tetapi Alhamdulillah, saya akhirnya berhasil melewati situasi terberat saya. Saat diumumkan bahwa saya mendapatkan nilai yang memuaskan yaitu nilai A dan berhak menyandang gelar Sarjana Sains, hati saya senangnya minta ampun. Hanya Alhamdulillah yang sering terucapkan dari bibir ini. Saking terharunya, mata saya berkaca-kaca dan lidah hampir tidak bisa bergerak saat disuruh menyampaikan pesan dan kesanya selama kuliah. Saya merasa seperti tanaman layu yang baru saja diberikan air dan senangnya minta ampun. Walaupun bahagia, tanaman tidak perlu berteriak-teriak atau melompat-lompat kegirangan hanya saja dia akan memperlihatkan keindahanya dikala diberi air dan menjadi segar kembali. Seperti itu saya, hanya syukur yang bisa ditanamkan dalam hati tanpa harus bergejolak hanya sesekali terlihat sumringah dan senyum-senyum manja.hahaha. Salah satu sahabat saya mengatakan bahwa ekspresi saya terlihat sangat datar dan sangat kusam (tidaaaaakkkkk) walapun beberapa kali saya mencoba untuk senyum. Ah lagi-lagi saya seperti tanaman, No ekspresi. Lebih tepatnya Tanaman kaktus. Sudah tandus, berduri, dan No ekspresi. 

Teman saya yang lain memberikan hadiah tanaman kaktus mini yang berada di dalam pot hitam mini. Betapa senangnya mendapatkan hadiah itu (karena selama ini jarang yang beri saya hadiah..hiks.  Dalam sebuah kertas kecil dia menulis “Selamat memulai dan Jadilah kuat seperti kaktus” Filosofi kaktus. Banyak orang tertawa saat saya mendapatkan hadiah ini. Saat orang lain memberikan bunga cantik  warna-warni yang melambangkan kasih sayang, saya malah mendapatkan kaktus. Kata orang lain, itu melambangkan mirisnya hidup saya..”tandus” hahaha. 

Hadiah dari salah satu teman saya
Tidak demikian, kaktus merupakan tumbuhan yang memiliki daya adaptasi tinggi dan hidup dengan perjuangan. memiliki duri sebagai bentuk pertahanya, batang dan daun yang tebal untuk menyimpan cadangan air dikala kondisi suhu yang eksrim. Seperti filosofi kaktus “jadilah kuat”. Saya teringat nasihat ketua penguji saya, beliau mengatakan bahwa setelah menjadi seorang sarjana seseorang dihadapi dengan dunia yang keras maka belajarlah dan berjuanglah, hidup sesungguhnya dimulai saat itu juga. 

Ada beberapa keunikan dari kaktus. Kaktus akan mati jika diberikan air lebih tetapi tidak bisa hidup tanpa adanya air. Artinya kaktus seperti tanaman yang memerlukan kondisi yang seimbang walaupun semua tanaman juga sama tetapi kaktus ini berbeda dengan yang lain. Kaktus membutuhkan waktu yang lama utuk berbunga, karena memiliki waktu optimalnya sendiri dan bisa dikatakan cukup lama. Namun jika pada waktu berbunga, kaktus memiliki bunga yang sangat indah nan cantik memukau. Seperti itulah kaktus berduri tapi punya kelebihan yang lain, saat dia mampu bersabar menghadapi kerasnya kehidupan, dia akan mendapatkan hasilnya yang sangat indah kelak.

Komentar